Kromoleo, nama Jawa yang sangat asing terdengar ditelinga. Belum sempat aku menanyakan apa arti nama itu.
Ini adalah nama rawa yang ada di dusun Krajan, Desa Senggreng,
Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Rawa ini memiliki sejarah
sendiri dia yang menjadi saksi sejarah perjalanan Desa Senggreng.
Rawa ini di bersihkan oleh warga sekitar
untuk Lomba Desa Nasional tahun 1998. Tujuannya juga untuk peningkatan
kualitas desa dalam bentuk menambah debit air untuk pertanian dan
Pariwisata. Dalam sektor pariwisata dulu sudah pernah
fasilitas-fasilitas pendukung antara lain tempat berteduh untuk
pemancingan, kafe, pengadaan perahu dan lain-lain.
Pengembangan
rawa inipun sangat potensial karena pembangunan jalur lingkar selatan
Kota Malang. Sebab pintu masuk bagian utara berhubungan dengan jalan
ini. Masyarakat memiliki harapan besar ini akan memberikan masa depan
yang baik bagi mereka.
Proyek
pengembangan dalam skala besar juga sudah mendapat persetujuan dari
Bupati Malang sebelum Sujud Pribadi. Warga desapun sudah mengantarkan
proposal-prosposal yang banyak instansi. Tujuannya agar mereka berkenan
menyisihkan dana.
Reformasi
bergulir. Pemerintahanpun turut berpindah. Wacana pengembanganpun
tinggal wacana, karena tiada realisasi. Harapan masyarakat adanya
peningkatan kesejahteraan melalui pengembangan rawa harus mengalami
kesamaran.
Agaknya
terlalu lelah memang, jika kita membandingkan pembangunan perekonomian
di tataran pusat kota dengan daerah pinggiran. Pemandangan yang terlihat
adalah sebuah ketimpangan.
Kesejahteraan
rakyat pastinya ada dalam visi-misi pemerintah, tapi ini semua ilusi. ”.
0 komentar:
Posting Komentar